PAKKAR.ORG-INDRAMAYU JAWA BARAT:Mapag Sri bukan sekadar ritual tahunan, melainkan cermin kuatnya nilai kebersamaan dan rasa hormat terhadap alam. Dalam balutan adat dan seni budaya. Rangkaian kegiatan meliputi doa bersama, pertunjukan wayang kulit yang memukau sebagai bentuk penghormatan kepada Sang Pencipta dan para leluhur.
Kepala Desa Manguntara Sujadi menyampaikan bahwa pelestarian budaya adalah bagian penting dari identitas desa.“Tradisi seperti Mapag Sri ini adalah cara kami menyampaikan rasa syukur atas panen yang melimpah, sekaligus menjaga warisan budaya agar tetap hidup di tengah arus perubahan zaman,” ujarnya .
Perayaan ini tidak hanya dihadiri oleh masyarakat umum,tokoh adat, tokoh agama, perangkat desa, dan para pemuda. Dalam suasana sakral, sesepuh desa memimpin prosesi adat dengan pembacaan doa dan persembahan hasil bumi, sebagai simbol penghormatan kepada alam semesta yang telah memberikan rezeki.
Partisipasi aktif warga menunjukkan bahwa tradisi ini tidak hanya dinikmati, tetapi benar-benar dihidupi. Para petani, sebagai garda terdepan ketahanan pangan desa, merasa dihargai atas jerih payah mereka. Kegiatan ini mempererat hubungan sosial dan memperkuat rasa persaudaraan antarwarga.
Di tengah derasnya pengaruh globalisasi, Desa Manguntara menunjukkan bahwa modernisasi dan pelestarian budaya bisa berjalan seiring Mapag Sri menjadi bukti nyata bahwa warisan budaya bukan sesuatu yang usang, melainkan pusaka berharga yang terus memberi makna dan inspirasi bagi generasi masa kini dan mendatang.(pakkar.org//ras/@prapto)