PAKKAR.ORG-INDRAMAYU JAWA BARAT:Merupakan suatu hal yang luar biasa dapat menjadi representasi Pemerintah Republik Indonesia dalam forum internasional yang membahas isu terkait sertifikasi kompetensi profesional bagi tenaga kerja.
Itulah yang dilakukan Komisioner Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP), Prof Amilin yang merupakan putra daerah Kabupaten Indramayu untuk mewakili Ketua BNSP, Syamsi Hari dalam kegiatan rapat koordinasi bersama Kepala Biro Kerjasama Kementerian Tenaga Kerja Republik Indonesia (Kemnaker RI), Muhammad Arif Hidayat yang diselenggarakan di Kantor Kementerian Tenaga Kerja RI pada Jumat (19/1/2024) lalu.
Rapat tersebut digelar dalam rangka menyiapkan modalitas posisi Indonesia yang akan dilaporkan pada pertemuan the 17th Indonesia-Malaysia-Thailand Growth Triangle (IMT-GT) Strategic Planning Meeting-Breakout Session Meeting yang akan diselenggarakan pada tanggal 19 Februari 2024 dalam kegiatan Working Group on Human Resources Development (WGHRD).
Kehadiran BNSP dalam pertemuan tersebut guna memberikan kontribusi dalam penguatan program kerjasama Triangle Countries, terlebih keaktifan Prof Amilin yang saat ini juga menjabat sebagai Guru Besar FEB UIN Jakarta dalam kegiatan penting dan strategis tersebut diharapkan dapat memainkan peran kunci dalam kerangka hubungan kerja sama sub regional bagi ketiga negara tersebut, khususnya dalam menyusun perencanaan strategis jangka panjang dalam proyek Skills Recognition Arrangement for The Welding Manufacturing.
Disampaikan Prof Amilin, pada tahun 2024 ini, dirinya mengusulkan pelaksanaan proyek Skills Recognition Arrangement for The Welding Manufacturing. Demi mendorong kelancaran dan kesuksesan proyek ini, pihak Pemerintah Republik Indonesia akan terus berkoordinasi dengan berbagai pihak, baik pemangku kepentingan di tingkat nasional maupun internasional, salah satunya dari International Labour Organization (ILO)
“Pada tahun 2024 ini, proyek Skills Recognition Arrangement for The Welding Manufacturing harus sudah mulai dijalankan. Keberhasilan pelaksanaan program IMT-GT untuk proyek Skills Recognition ini merupakan salah satu legacy, sekaligus untuk meningkatkan rasa percaya diri (proud) Indonesia di mata Internasional,” ungkapnya.
Diketahui, gagasan mengenai IMT-GT diprakarsai oleh mantan Perdana Menteri Malaysia, Tun Dr. Mahathir Mohammad. Pada tahun 1993, mantan Presiden Indonesia, H. M Soeharto, mantan Perdana Menteri Thailand, Cuan Leekpai dan Tun Dr. Mohammad mendukung formalisasi IMT-GT di Langkawi, Malaysia.
Diketahui, IMT-GT berdiri pada Pertemuan Tingkat Menteri (PTM) ke-1 di Langkawi, Malaysia, pada 20 Juli 1993. IMT-GT ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan dan pertumbuhan ekonomi masyarakat di daerah perbatasan negara-negara IMT-GT.
Melalui kerja sama IMT-GT, sektor swasta terus didorong menjadi “engine of growth”. Untuk tujuan tersebut telah dibentuk suatu wadah bagi para pengusaha di kawasan IMT-GT yang disebut Joint Business Council (JBC). JBC secara aktif ikut dilibatkan dalam rangkaian SOM/MM IMT-GT setiap tahunnya.Source Diskominfo-fikri-(pakkar.org//morassdi/cp-ak)