PAKKAR.ORG-INDRAMAYU JAWA BARAT:Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia (Kemendagri RI) kembali menggelar rapat koordinasi (rakor) pengendalian inflasi daerah secara daring yang dipimpin langsung oleh Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Muhammad Tito Karnavian serta diikuti oleh stakeholder lintas sektor baik pusat maupun daerah.Bertempat di Indramayu Command Center (ICC), Senin (12/6/2023), Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Indramayu melalui Staf Ahli Bidang Ekonomi, Keuangan dan Pembangunan, Suwenda, Kepala Bagian Perekonomian Setda Indramayu, Iing Kuswara serta Sekretaris Dinas Sosial, Caridin.
Tampak hadir pula Inspektur Pembantu Wilayah II pada Inspektorat Kabupaten Indramayu, Ermasyanto, Kepala Bidang Perencanaan dan Evaluasi pada BKD Kabupaten Indramayu, Bagus A. Trisnadi, Analis Kebijakan Setda Indramayu, Dartiyah, serta perwakilan Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Indramayu.
Dalam sambutannya, Mendagri Tito menyampaikan, inflasi bulan Mei berada pada angka 4 persen. Angka tersebut mengalami penurunan sejumlah 0,09 persen dari bulan sebelumnya yang berada pada angka 4,33 persen. Sementara dalam kurun waktu tahun ke tahun (years-on-years), tingkat inflasi tahunan nasional konsisten mengalami penurunan.
“Alhamdulillah, angka inflasi nasional mengalami penurunan dan penurunan ini perlu terus kita jaga hingga pada batas yang wajar,” ungkapnya.Namun demikian, langkah pengendalian inflasi daerah harus terus dilakukan secara konsisten, dikarenakan masih terdapat daerah yang angka inflasinya cukup tinggi.
Selain itu, Mendagri Tito berharap, pemerintah daerah bersama dengan pemerintah pusat serta stakeholder lainnya melakukan langkah proaktif dalam upaya mengantisipasi dan mengintervensi kerawanan pangan di daerahnya masing-masing menyusul terjadinya fenomena alam El Nino atau kemarau panjang yang berpotensi mengakibatkan kekeringan di beberapa daerah.
“Kerawanan pangan juga menjadi perhatian kita, bagi pemerintah daerah serta kementerian lembaga terkait dimohon untuk mewaspadai hal tersebut dan mengambil langkah antisipasi dan intervensi sesuai dengan daerahnya masing-masing,” tandasnya.
Sementara itu, terkait dengan indeks perkembangan harga pada minggu kedua bulan juni, Direktur Statistik Harga pada BPS, Windhiarso Putranto menyampaikan, berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh BPS, pada minggu kedua bulan juni masih terdapat kenaikan harga pada beberapa komoditas yang terjadi di kabupaten/kota di Indonesia diantaranya adalah daging ayam ras, telur aram ras, cabai merah, serta cabai rawit.
Menurut Windhiarso, kenaikan pada daging ayam dan telur ayam ras tersebut disebabkan berkurangnya stok dari peternak yang diikuti dengan naiknya harga pakan ayam dan ongkos transportasi.“Masih terjadi kenaikan harga di beberapa daerah terutama daging ayam dan telur ayam ras,” paparnya.
Dalam kesempatan yang sama, Staf Ahli Bidang Ekonomi, Keuangan dan Pembangunan, Suwenda menyampaikan, pihaknya akan terus melakukan koordinasi dengan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) serta mengikuti langkah-langkah pengendalian seperti arahan yang disampaikan oleh pemerintah pusat dengan disesuaikan terhadap kondisi yang terjadi di lapangan dalam rangka pengendalian inflasi daerah dan kerawanan pangan.“Kami akan terus berkoordinasi, baik di jajaran pemerintah daerah maupun di tingkat provinsi hingga pusat, guna mengantisipasi kenaikan inflasi di daerah,” pungkasnya.Source Diskominfo-fkr –(sorana.co.id//ras/ak-cp)